Mobility Program - Awal mula dapat kesempatan kuliah di Malaysia
Apa sih Mobility Program? kalau pernah denger pertukaran pelajar atau Student Exchange ya sebenarnya ini sama aja sih. Cuma kampus tempat aku belajar di Malaysia menyebutnya sebagai Mobility Program.
Jujur, udah impian ku dari kecil untuk kuliah di luar negeri. Bahkan waktu SMA aku ikut program pertukaran pelajar gitu tapi karna belum rejeki, aku gugur di tahap akhir. Mau ngelanjutin kuliah di luar negeri juga kayak ngga mungkin dengan keadaan ku saat itu. Hingga akhirnya aku kuliah di Universitas swasta di Malang dan menunda sejenak mimpiku itu.
Hingga suatu pagi di tahun akhir ku kuliah aku ketemu dekan ku di tangga. Saat itu niatku hanya basa basi menyapanya, tapi tiba-tiba dia blg "sar mau ngga pertukaran pelajar ke Malaysia?". Aku antara kaget dan ngga percaya. Aku pun mengiyakan karena menganggap ini skedar omongan lalu. Bahkan di akhir pertemuan aku blg "ini gratis kan pak? kalau gratis mau saya" dan beliau pun menyahut "iya akan diusahakan seperti itu jika emang terlaksana".
Selang beberapa bulan dari percakapan random itu tiba-tiba saja ada pengumuman resmi dari fakultas mengenai program tersebut. Saya pun langsung mendaftar dan mengikuti seleksi. Singkat cerita saya menjadi menjadi salah satu kandidat yang akan diberangkatkan ke Malaysia bersama 4 teman saya yang lain yang berasal dari jurusan berbeda.
![]() |
Foto saat keberangkatan dari kampus di Malang |
Meski sempat mengalami kendala terkait visa, akhirnya kami pun dapat berangkat ke Malaysia. Program ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai Juli 2019. Kami belajar di universitas di Malaysia selama 1 semester. Karena ini merupakan tahun akhir ku kuliah, oleh karena itu kegiatan studi yang aku lakukan hanyalah menyelesaikan skripsi saya.
![]() |
Bandara Juanda |
Kesempatan yang diberikan kepada saya untuk merasakan belajar di Malaysia ini membuktikan saya bahwa ngga ada yang tidak mungkin di dunia ini. Meski saya menjalani kehidupan kuliah seperti biasa, jujur dalam diri saya, ngga pernah sekalipun saya melupakan mimpi saya untuk bisa belajar ke luar negeri. Saya rutin membaca beasiswa untuk S2, pengalaman returnee dari kampus ternama di LN, bahkan menuliskan seluruh impian saya di buku catatan saya. Siapa sangka bahwa di penghujung tahun saya, Allah kasih hadiah untuk mewujudkan mimpi saya itu.
Oleh karena itu teman-teman yang baca tulisan saya ini, jangan pernah melepaskan mimpi kalian. Mimpilah setinggi langit dan terus berdoa. Orang yang bisa belajar ke luar negeri tidaklah harus kaya atau pintar, melainkan harus memiliki keinginan yang kuat dan usaha untuk belajar lebih.
Untuk postingan selanjutnya nanti saya ceritakan kehidupan saya selama di negeri jiran tersebut dan perbedaan cara belajar di Indonesia dengan di sana
Comments
Post a Comment