Apa arti memaafkan bagiku
Ngga jarang kita ngalamin ketidak-adilan di dunia ini. Hal itupun seringnya dilakukan oleh orang di sekitar kita. Satu hal yang kita selalu pelajari dari kecil, maafkan lah orang yang jahat terhadapmu. Secara ngga sadar ya kita akan selalu memaafkan. Mungkin untuk hal yang bagi kita remeh itu mudah, tapi kalau kejahatan yang dilakukan bener-bener berdampak buruk buat kita, memaafkan merupakan hal yang sangat berat.
Mungkin kita pada tahap orang yang bener-bener legawa sehingga sejahat apapun orang itu kita akan mudah memaafkan. Namun, melupakan ngga akan mudah. Dalam hati sudah memaafkan tapi ketika kita dihadapkan suatu peristiwa yang mengingatkan tentang kejadian itu, seperti halnya kaset maka hal yang dulu sudah kita maafkan tiba-tiba saja muncul kembali di otak kita.
Tapi bagiku dari beberapa hal kesulitan tentang memaafkan, yang paling menyakitkan ialah ketika kita dipaksa untuk memaafkan. Kenapa? aku lo korban. Mereka yang jahat. Kenapa kalian memaksaku memaafkan? Memang benar dengan memaafkan kita akan menemukan kedamaian tapi kembali lagi. Itu hak ku untuk menentukan kapan aku bener-bener bisa memaafkan. Dan akupun juga sudah dewasa. Aku sudah tau mana yang baik dan tidak. Tanpa kalian paksa aku sudah memaafkan. Kalian memaksaku seolah aku yang jahat masih mengingat kejahatan mereka. Justru ketika kalian memaksaku dengan dalih nasihat untuk memaafkan, hal ini membuatku lebih sakit. Apa bagi kalian aku seburuk itu sampai ngga bisa memaafkan? atau justru bagi kalian orang yang ngga memaafkan itu lebih jahat dari mereka yang berlaku tidak adil?
Bagiku memaafkan itu keputusan individu itu sendiri. Kita ngga bisa berlagak seperti nabi untuk menyuruh orang memaafkan tanpa kita merasakan sendiri kalau kita di posisi orang itu. Memaafkan akan membawa kedamaian jika dalam prosesnya emang kita ikhlas. Proses penyembuhan masing-masing orang berbeda. Jikalau kita ingin meredakan emosi seseorang, lebih baik kita kuatkan saja dia dan ajak sibuk dengan hal yang membuat dia lebih bahagia. Urusan dia memaafkan atau tidak itu serahkan saja padanya. Jangan bikin orang yang sakit hati makin tersudutkan karna ucapan kalian yang nyuruh dia memaafkan.
Mungkin kita pada tahap orang yang bener-bener legawa sehingga sejahat apapun orang itu kita akan mudah memaafkan. Namun, melupakan ngga akan mudah. Dalam hati sudah memaafkan tapi ketika kita dihadapkan suatu peristiwa yang mengingatkan tentang kejadian itu, seperti halnya kaset maka hal yang dulu sudah kita maafkan tiba-tiba saja muncul kembali di otak kita.
Tapi bagiku dari beberapa hal kesulitan tentang memaafkan, yang paling menyakitkan ialah ketika kita dipaksa untuk memaafkan. Kenapa? aku lo korban. Mereka yang jahat. Kenapa kalian memaksaku memaafkan? Memang benar dengan memaafkan kita akan menemukan kedamaian tapi kembali lagi. Itu hak ku untuk menentukan kapan aku bener-bener bisa memaafkan. Dan akupun juga sudah dewasa. Aku sudah tau mana yang baik dan tidak. Tanpa kalian paksa aku sudah memaafkan. Kalian memaksaku seolah aku yang jahat masih mengingat kejahatan mereka. Justru ketika kalian memaksaku dengan dalih nasihat untuk memaafkan, hal ini membuatku lebih sakit. Apa bagi kalian aku seburuk itu sampai ngga bisa memaafkan? atau justru bagi kalian orang yang ngga memaafkan itu lebih jahat dari mereka yang berlaku tidak adil?
Bagiku memaafkan itu keputusan individu itu sendiri. Kita ngga bisa berlagak seperti nabi untuk menyuruh orang memaafkan tanpa kita merasakan sendiri kalau kita di posisi orang itu. Memaafkan akan membawa kedamaian jika dalam prosesnya emang kita ikhlas. Proses penyembuhan masing-masing orang berbeda. Jikalau kita ingin meredakan emosi seseorang, lebih baik kita kuatkan saja dia dan ajak sibuk dengan hal yang membuat dia lebih bahagia. Urusan dia memaafkan atau tidak itu serahkan saja padanya. Jangan bikin orang yang sakit hati makin tersudutkan karna ucapan kalian yang nyuruh dia memaafkan.
Comments
Post a Comment